Sabtu, 23 Oktober 2010

Semar Gaib Muncul Sebelum Runtuhnya Soeharto (??)

Misteri Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta
Kendati berada di tengah Kota Tua yang berada di pesisir Utara Jakarta, Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta, yang masuk dalam wilayah administrasi Jakarta Barat, diyakini menyiratkan aura mistik. Buktinya di gedung peninggalan VOC ini sering terjadi penampakan gaib berupa bayangan serdadu Belanda dan bayangan Kaki Semar yang berkelebat di antara pilar-pilar depan gedung. Berikut laporan posmo.
SEJARAH keangkeran gedung tua di Jakarta memang terus berlanjut, seolah tak pernah lekang oleh kondisi zaman yang kian modern. Keadaan ini terus terasakan hingga sampai saat ini. Termasuk dengan gedung Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta. Meski keadaan bangunannya masih cukup bagus dan terawat, aura kegaibannya masih saja sering meneror warga.Meski Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta yang berwarna putih memang masih tampak kokoh karena disanggah 12 pilar berornamen dilobby depannya, membuat gedung ini semakin terlihat tampan. Toh dari sisi kemistisanya tidak bias tertutupi. Keberadannya yang kini dikelilingi dengan rerimbunan pohon, semakin terlihatlah teduhnya gedung ditengah pengapnya kota Jakarta. Namun dari balik rerimbunan dan teduhnya area ini, ternyata menyimpan beberapa hal yang cukup mencekam. Tanah halamannya yang lembab membuat hati siapa saja yang berjalan diatasnya merasakan kesejukan, apalagi dalam beberapa sisinya terlihat jelas peninggalan VOC yang cukup unik dan langkah, yakni Meriam Jagur dan patung hias yang selalu membuat penasaran setiap orang yang lewat. Namun gambaran kesejukan waktu berteman dengan matahari bertolak belakang dengan pemandangan dimalam hari. Hampir 180 derajat situasi yang terlihat di area Museum ini berbeda. Cagar BudayaDibalik misteri gaib Gedung yang dibangun VOC ini memang menjadi salah satu saksi bisu sejarah perjuangan bangsa, dimana pada awalnya karena adanya perundingan L’Hermite dengan Pangeran Jayawikarta, putra Pangeran Tubagus Angke. Adipati Jayakarta II (1670-1600), adalah dengan persetujuan untuk membangun sebuah rumah kayu dan batu untuk niaga. Setelah dirasakan bisa mengembangkan bangunan-bangunan dari batu, maka di tangan tokoh VOC yakni Jan Pieterzoon Coen (1587-1629), dan Nassau Huis (1610-1613), ditingkatkan kualitasnya dan bahkan juga membangun gedung sebagai benteng dan mercusuar. Dan yang jelas lagi antara gedung-gedung bangunan VOC tersebut kemudian dibangun sebuah tembok batu, dan diatas tembok ini dideretkan beberapa buah meriam Coen yang diantaranya saat ini berada di halaman Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta.Namun dalam perkembangannya gedung ini dipakai untuk rumah dinas dan perkantoran para tokoh VOC, kini gedung berwarna putih ini merupakan salah satu gedung yang dilindungi sebagai benda cagar budaya. Sejak keseluruhannya dapat direbut kembali oleh Indonesia, maka pemanfaatannya pun dijadikan sebagai gedung Museum Seni rupa dan Keramik Jakarta. Dan di dalam gedung ini beribu koleksi benda antic pun menghiasi setiap sudut ruangannya.Sejarah panjang tentang keberadaan bangunan gedung Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta ini, kemudian menjadi saksi bisu pertempuran perebutan Batavia dan perlawanan pengusiran tentara VOC menjadikannya sebagai salah satu gedung yang ber aura mistik di Kota Intan ini. “Kita kan gak selalu harus mengidentikkan segala sesuatunya dengan yang mistik. Meskipun gedung ini amat bersejarah dan menjadi saksi ratusan hingga ribuan nyawa melayang, kita jangan berpikir yang macam-macamlah. Kita harusnya melestarikan dan mengambil nilai-nilai perjuangan serta mempelajari segi-segi positif yang tertoreh di dalamnya. Kalau soal yang macam-macam itu saya nggak mau komentarlah, karena secara manusiawi hal mistis itu memang ada dikehidupan kita,” kata Agung pada posmo. Mayat Korban PetrusSedangkan dimulai dari awal 80′an diwaktu berjayanya dinasti Soeharto atau yang dikenal dengan Orde Baru, dimana pada masa itu ribuan orang dikabarkan telah menjadi korban petrus (penembakan misterius, red) yang kabarnya dilakukan oleh aparat. Disaat gencar-gencarnya mayat misterius inilah, di sekitar Museum ini beberapa kali ditemukan mayat-mayat korban petrus tersebut. Pasca adanya mayat yang tak teridentifikasi itu, maka mulailah mencuat kabar-kabar tentang penampakan dan cerita horror dari gedung museum ini.“Sebelumnya, ketika saya masih berumur belasan tahun, ditempat ini merupakan tempat yang rapi dan bersih, tidak ada itu namanya setan-setan gentayangan, meski dalam sejarahnya disini pada masa Belanda banyak pejuang dan serdadu Belanda yang mati tidak ada itu geger tentang hantu. Nah setelah masa orde Soeharto, sejak adanya korban petrus atau penembakan misterius, dan mayatnya sering berada di sekitar museum inilah baru ada beberapa orang yang mengaku melihat penampakan. Waktu itu dua orang pekerja Kereta Api mengaku melihat ada bayangan-bayangan wayang berupa Semar. Disitu kejadiannya pas malam kemerdekaan 17 Agustus. Nah menurut orang pintar waktu itu, bahwa kehadiran sosok semar merupakan suatu warning akan terjadinya kekacauan dan pelimpahan kepemimpinan. Dan benar saja, pada bulan Mei 1998 kemudian terjadilah kerusuhan di Jakarta dan menyebabkan Soeharto turun tahta, ” jelas Soekirman (78) sesepuh Kampung Bandan pada posmo.

sumber: http://posmo.wordpress.com/2006/07/21/semar-gaib-muncul-sebelum-runtuhnya-soeharto/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar